Oleh : Muhammad Fairan Ar Razak (Mahasiswa Fak. Hukum INSTITUT ILMU SOSIAL DAN BISNIS ANDI SAPADA)
PAREPARE, SUARA AJATAPPARENG — Peristiwa tindak kekerasan yang dilakukan salah seorang anak pejabat, menggemparkan dunia Maya hingga mengguncang kementerian keuangan republik infonesia. 26 Februari 2023 lalu.
David adalah korban kekerasan yang dilakukan Mario Dandy (MD) yang merupakan anak pejabat Ditjen Pajak dan temannya. Sungguh memilukan, ibarat pertarungan sekelompok singa dengan seekor kancil.
Tindak kekerasan tersebut dipicu adu domba (provokasi) yang diduga dilakukan Agnes, yang disebut-sebut sebagai pacar MD.
Korban dipukuli dan diinjak-injak oleh MD, bahkan ketika korbannya sudah tersungkur tak sadarkan diri, pukulan dan tendangan terus dilayangkan ke muka serta ke bagian leher korban.
Mirisnya, pada saat korban dipukuli MD, diduga Agnes juga ada di lokasi kejadian dan ikut menyaksikan peristiwa. Namun kehadirannya bukannya menengahi, justru merekam (video) aksi tindak kekerasan tersebut. Lebih parahnya lagi, diduga Agnes melakukan selfie pada saat korban sudah terkapar dan tak bergerak. Setelah video itu beredar luas di jagat maya.
Netijen dengan gaya intelejennya, akhirnya mendapatkan data bahwa Mario Dandy adalah anak seorang pejabat di negeri ini, yaitu Rafael Alun Trisambodo, seorang pejabat eselon III di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang kekayaannya Rp. 56 Miliar, dalam laporan LHKPN dengan gaji yang setiap bulan hanya 81 juta rupiah.
Tentu netijen pun semakin dibuat penasaran dan bertanya-tanya tentang kekayaan dari Rafael Alun Trisambodo tersebut yang hanya berselisih 2 miliar rupiah saja dengan Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani Indrawati.
Paling menarik lagi, Mario Dandy saat melakukan aksi tak terpujinya tersebut dengan membawa kendaraan yang terkesan mewah dan mahal yaitu sebuah mobil Jeep Robicon dengan pajak yang telat dibayar dan plat nomor yang dipalsukan. Inilah yang kemudian menjadi pembicaraan warganet.
Bagaimana mungkin seorang anak pejabat di Dirjen Pajak sampai telat membayar pajak. Mungkin ada permainan di sana? Mungkin ada sesuatu yang lain? Entahlah.
Namun hal tersebut mempengaruhi pendapat orang tentang kewajiban membayar pajak.Kepercayaan publik terhadap lembaga perpajakan pun mulai turun. Hal itu akibat dari ulah oknum yang kurang professional dalam mengelola kelembagaannya dan menuntaskan kewajibannya sendiri.
Tercatat dalam berbagai pemberitaan nasional ada sekitar 13 ribu lebih pegawai Kemenkeu yang tidak melaporkan kekayaannya ke LHKPN. Padahal di dalam lembaga keuangan Negara, profesi tersebut sangat rawan sekali terjadi praktik korupsi, nepotisme, sampai menilap uang negara.
Apabila tidak melaporkan kekayaaannya ke LHKPN bagaimana mungkin masyarakat akan percaya bahwa pegawai di Kemenkeu semuanya bersih dan sangat berintegritas dalam menjaga marwah lembaga yang mengatur keuangan Negara ini.
Tentunya dalam menjaga kepercayaan public terhadap lembaga yang mengelola pajak rakyat perlu diberikan sebuah tauladan dari para pegawai di Kemenkeu. Misalnya saja taat membayar pajak kekayaannya. Sehingga kepercayaan publik dapat terjaga dengan baik.
Tapi di sisi lain, pegawai yang mengelola pajak yang didapatkan dari masyarakat haruslah menjaga profesionalisme, kejujuran dan kebersihan dari setiap tindakan kecurangan dalam pengelolaannya. Karena hal tersebut apabila dikhianati akan menjadi pengganggu kesejahteraan masyarakat negeri ini.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua orang tua terlebih para pejabat, untuk lebih memperhatikan perannya dalam mendidik dan membentuk karakter anak-anaknya.
Pun, seyogianya peristiwa ini dapat dijadikan sebagai pengalaman oleh seluruh anak-anak pejabat, sehingga ke depan tidak melakukan tindakan serupa, merasa paling hebat, merasa paling berkuasa dan lain-lain.
Ingat, di atas langit masih ada langit. Yang pejabat itu orang tuamu, bukan kamu.
Kini kondisi korban masih terbaring di RS, meskipun sudah menjalani perawatan intensif selama beberapa hari, namun kondisi korban masih belum pulih sepenuhnya.