Soal Tangan Anaknya yang Patah Akibat Dipukul Teman Kelas. PAREPARE, SUARA AJATAPPARENG-– Insiden antar siswa terjadi di Sekolah Dasar Negeri 11 Jalan Lasiming Parepare. Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa yang terjadi di area sekolah itu, Kamis 25 Mei 2023 antara AF Dengan RS (inisial).
Kronologisnya, bermula dari siswa AF pada saat jam istrihat pertama memiintaki uang RS sebanyak Rp5.000 dan saat itu RS memberinya. Lalu, saat jam istirihat kedua, AF minta lagi uang Rp5.000, namun AF sudah menolak, dengan alasan, selain karena uangnya sudah tak cukup, juga uang itu mau digunakan belanja. Akhirnya, AF marah dan menyeret RS ke dekat WC lalu memukuli RS hingga menindihnya. Saat ditindih itulah, terasa tangan RS bunyi dan berakibat patah. Namun, tidak mengeluarkan darah.
Demikian kronologis ini diceritakan RS didampingi bapaknya Darirus Saleo Rossok saat melapor di satuan pelayanan kepolisian terpadu (SKPT) juga saat dimintai keterangan penyidik satuan perlindungan perempuan dan anak (PPA) kepolisian Resort (Polres) Parepare, Selasa 30 Mei 2023 dengan surat tanda bukti lapor (STBL) nomor: STBL/B/204/V/2023/SPKT/ RES Parepare POLDA SULSEL tanggal 30 Mei 2023.Ironisnya, lanjut Darius, anaknya tak dibawa langsung ke rumah sakit. Hanya, tangan anaknya diurut-urut oleh salah seorang guru SDN 11. Lalu, menelpon orangtua RS untuk ke sekolah melihat anaknya. Ironisnya, lanjut Darius, saat orangtua RS datang ke setelah, hanya diberitahu klau anaknya terkilir. Namun orangtua RS tak menggubris pernyataan itu. Tapi, langsung mengambil anaknya dan membawanya ke salah satu rumah sakit di Parepare “Di rumah sakitlah, baru ketahuan kalau tangan anaknya patah dan langsung di operasi,” jelas Darius sambil meneteskan air mata.
Darius yang pekerjaan sehari-harinya juru masak disalah satu rumah makan di Parepare menambahkan, dirinya baru melaporkan karena saat itu oihak sekolah memintanya tidak melaporkan ke polisi dan menjanjikan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap RS, baik fisik maupun pisikisnya. Hanya saja, setelah RS keluar dari rumah sakit dan orangtuanya ke sekelah ketemu kepala sekolah (Kasek).”Kasek hanya mengatakan tanggungjawab sekolah sampai disitu. Maksudnya, saat RS dirawat di rumah sakit, pihak sekolah telah membawakan amplop berisi uang Rp1 juta rupiah,”urai Darius.
Lantas, lanjut Darius, anak sayakan sudah cacat dan masih butuh perawatan, tentu juga masih butuh biaya. “Majanya kami laporkan, semoga dengan keterlibatan polisi, ada solusi yang didapatkan dalam merawat anakk saya,”harap Darius.(editor: SUANDY SH)