PAREPARE, SUARA AJATAPPARENG — Berbagi buka puasa bersama untuk masyarakat Parepare merupakan salah satu program dari DPW FPI Kota Parepare di bulan suci Ramadhan 1444 H ini.
Tepat di hari ke 4 Ramadhan 1444 H, bertepatan dengan Ahad 26 Maret 2023, FPI dan rumah makan rakyat (RMR) Kota Parepare menggelar kegiatan berbagi buka puasa bersama untuk masyarakat Parepare.
Ketua DPW FPI Kota Parepare, Ustad Fahri Nusantara menuding akhir akhir ini ada oknum tertentu yang patut diduga sangat benci kepada Islam dan ummat Islam. Menurutnya tudingan itu lantaran beredarnya larangan untuk mengadakan acara buka puasa bersama.
Bagaimanapun juga kata Fahri, FPI Kota Parepare tetap melaksanakan buka puasa bersama, mencintai buka puasa bersama serta berbagi buka puasa bersama kepada masyarakat Kota Parepare.
Dalam rangka jalankan program, kali ini FPI bekerja sama dengan RMR Kota Parepare. RMR sendiri telah menargetkan 10.000 (sepuluh ribu) porsi untuk dibagikan kepada masyarakat Kota Parepare selama bulan suci Ramadhan 1444 H ini.
“Dulu waktu jaman covid 19 kita dilarang shalat Jumat di mesjid, pintu mesjid dikunci, pagar dirantai serta digembok, umat muslim tidak bisa shalat. Tapi karena kita orang beriman yang faham wajibnya shalat Jumat maka kami tetap shalat Jumat,” kenang Fahri.
Nah, sekarang lanjut Fahri ada lagi yang melarang kita buka puasa bersama, tapi bagaimanapun juga karena kita lapar setelah berpuasa seharian jadi kita tetap buka puasa bersama karena buka puasa adalah rangkaian dari ibadah puasa itu sendiri, tidak boleh dilarang larang.
Lebih lanjut Fahri menyitir pasal 28E ayat 1 UUD NRI bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
“Shalat dan puasa adalah ibadah, sementara buka puasa dan sahur itu adalah rangkaian ibadah puasa, jadi tidak bisa dilarang. Jika ada oknum yang merintangi aktivitas ibadah justru dia bisa dikenakan pasal 175 KUHP, Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan merintangi pertemuan keagamaan yang bersifat umum dan diizinkan, atau upacara keagamaan yang diizinkan, atau upacara penguburan jenazah, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.” pungkas Fahri.(*)